Kamis, 22 September 2016

Mirah & Golan

 Di era yang serba modern dimana suatu generasi mudah membaur,informasi dan transformasi barang sangat cepat masih sering muncul berbagai pertanyaan dari berbagai kalangan terutama dari orang-orang di luar wilayah Kecamatan Sukorejo, misalnya:
Betulkah air dari Golan dan dari Mirah tidak mau bercampur? Orang akan mengalami kebingungan jika mebawa benda atau barang dari Golan ke Mirah dan sebaliknya? Orang Mirah tidak diperkenankan menanam kedelai? Orang Mirah tidak bisa membuat tempe? Orang Mirah dan orang Golan jika bertemu di tempat orang hajatan di mana saja, jalannya hajatan akan mengalami gangguan? Tidak akan terjadi perkimpoian antara orang Golan dan orang Mirah? Dan sebagainya.

Dari berbagai pertanyaan yang sering muncul, itulah penulis mencoba menelusuri dari cerita tersebut dengan mencari informasi kepada tokoh masyarakat yang penulis dianggap lebih mengenal dari fenomena cerita tersebut serta membaca buku cerita yang telah ada. Hasil penelusuran yang penulis lakukan antara lain sebagai berikut:

Pada zaman dahulu di suatu tempat terdapat seorang tokoh yang terkenal dengan gagah dan pemberani, punya ilmu kesaktian yang tinggi sehingga sangat disegani oleh orang-orang di sekitarnya. Beliau bernama Ki Honggolono. Di samping sebagai orang pemberani dan sakti Ki Honggolono juga sangat arip dan bijaksana, karena itu Beliau mendapat sebutan Ki Bayu Kusuma. Karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya Ki Honggolono diangkat sebagai Palang (Kepala Desa).

Dalam cerita ini Ki Honggolono mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Joko Lancur. Seperti halnya ayahnya Joko Lancur juga terkenal anak yang gagah dan pemberani. Sebagai anak orang yang terpandang, pada umumnya hampir semua keinginannya selalu terpenuhi.

Salah satu kegemaran Joko Lancur adalah sabung ayam (adu jago). Kemanapun ia pergi tak pernah terpisah dengan se ekor ayam jantan (jago) yang menjadi kesayangannya.

Pada suatu hari dalam lawatannya Joko Lancur menyabung ayam (jago) , dan tidak sengaja melewati suatu tempat yang bernama Mirah. Di tempat itulah ayam (jago) kesayangan yang akan disabung itu terlepas dari himpitannya, Joko Lancur. Maka sangat gundah dan gulana dalam benak hati si Joko Lancur, karena peristiwa itu. Joko Lancur berusaha untuk menangkap ayam (jago) kesayangannya. Berbagai upaya dilakukan namun, belum berhasil. Telah lama kesana kemari mencari ayam (jago) itu, akhirnya masuk rumah belakang (dapur) Ki Ageng Mirah ( Ki Honggojoyo), sebagai adik sepupu Ki Honggolono. Si Mirah Putri Ayu (Putri Ki Ageng Honggojoyo) yang sedang membatik, sangatlah terkejut, melihat ada se ekor ayam jantan (jago) yang memasuki rumahnya. Si Mirah Putri Ayu berhasil menangkap ayam (jago) yang memasuki rumahnya itu. Betapa sangat senangnya hati Si Mirah Putri Ayu karena ayam (jago) yang telah ditangkapnya, ternyata sangat jinak.

Tak lama kemudian datanglah pemuda tampan yang akan mencari seekor ayam (jago). Pemuda itu tiada lain adalah Si Joko Lancur, Putra Ki Ageng Honggolono. Betapa kagetnya hati Si Joko Lancur ketika melihat ayam (jago) yang telah lama dicarinya itu berada dalam bopongan seorang perawan yang cantik jelita, bak Bidadari turun dari Kahyangan. Orang-orang Mirah dan sekitarnya menganggap Mirah Putri Ayu sebagai Bunga Desa. Dan sering memanggil dengan julukan Putri Mirah Kencono Wungu. Si Joko Lancur tidak segera meminta jago kesayangannya itu, namun menjadi takjub dan heran karena melihat kecantikan Si Mirah Putri Ayu. Sebaliknya Si Mirah Putri Ayu juga demikian sangat terpesona atas ketampanan pemuda Si Joko Lancur.

Keduanya saling curi pandang, tegur sapa, saling perkenalan, berlanjut sampai jatuh cinta. Sama layaknya anak muda yang baru mendapat kenalan, mereka saling bercanda, ketawa bahagia. Di sela-sela candanya Si Joko Lancur bertanya, “Mengapa pamannya, Ki Honggojoyo tidak pernah memperkenalkan terhadap putrinya yang cantik jelita ini?” Ternyata memang Si Mirah Putri Ayu sebagai gadis pingitan, dilarang bergaul dengan pria dan tidak diperkenankan keluar rumah. Karena asyiknya bercanda keduanya sampai lupa waktu. Betapa kagetnya mereka berdua setelah mendengar Ki ageng Mirah berada di luar rumah. Si Mirah Putri Ayu segera menyerahkan ayam (jago) yang dibopongnya kepada Joko Lancur, dan dengan perasaan yang halus meminta Joko Lancur segera pulang, karena takut dan kawatir kalau nanti dimarahi ayahnya. Joko Lancur segera memenuhi permintaan Si Mirah Putri Ayu dan segera beranjak pulang. Ketika keluar dari rumah, Joko Lancur kepergok Ki Ageng Mirah, Joko Lancur menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ki Ageng Mirah tidak bisa menerima apa yang ceritakan Si Joko Lancur. Joko Lancur dimarahi, dicaci maki dengan kata-kata yang tidak karuan, dan tidak enak di dengar, dikatakan pemuda yang tidak punya tata krama, tidak punya sopan santun, masuk rumah orang lain tanpa permisi dan sebagainya. Merasa bersalah Joko Lancur meminta maaf kepada Ki Ageng Mirah, dan menyesali perbuatannya itu. Dengan suaranya yang seram Si Joko Lancur dibentak agar segera meninggalkan dari hadapannya, pergi dari hadapanku gertak Ki Ageng Mirah. Akhirnya dengan perasaan yang gundah gulam dengan perasaan malu bercampur emosi, dengan langkah yang tertatih-tatih Si Joko Lancur meninggalkan rumah Ki Ageng Mirah. Namun dalam benak hatinya dia selalu ingat akan kecantikan Si Mirah Putri Ayu, putri Ki Ageng Mirah.

Waktu terus berjalan, Si Joko Lancur tidak seperti biasanya kemana saja tidak pernah pisah dengan ayam (jago) kesayangannya, setelah apa yang di alaminya itu, Joko Lancur selalu mengurungkan diri di dalam rumah, sering melamun karena dalam hatinya selalu teringat Si Mirah Putri Ayu wanita yang kini menjadi pujaannya.

Keadaan yang seperti ini akhirnya diketahui oleh Ayahnya Ki Ageng Honggolono. Selanjutnya Ki Ageng Honggolono bertanya kepada Si Joko Lancur tentang apa yang terjadi pada dirinya. Semula Si Joko Lancur tak mau mengatakan hanya diam apa yang sedang melanda dirinya.

Setiap hari Ki Ageng Honggolono melihat putera kesayangannya mempunyai sikap yang berbeda dari biasanya dia sering melamun, termenung, menyendiri, tidak makan, waktu malampun sering tidak tidur, dan yang paling merisaukan dia tidak mau mendekati si ayam (jago) kegemarannya. Maka terus didesaklah apa sebenarnya yang terjadi pada Si Joko Lancur.

Dengan desakan dari sang ayah tersebut maka akhirnya Si Joko Lancur mau mengaku/membuka mulut apa sebenarnya yang terjadi. Joko Lancur menyampaikan kepada sang ayah bahwa dirinya sedang jatuh hati pada seorang wanita yang cantik jelita sebagai pujaannya yaitu Si Mirah Putri Ayu, Putri dari Ki Ageng Mirah. Mendengar apa yang dialami puteranya sangat kaget Ki Ageng Honggolono. Karena Joko Lancur merupakan satu-satunya putra yang disayanginya, maka tidak merasa keberatan apa yang menjadi keinginan puteranya itu. Segeralah Ki Ageng Honggolono memerintahkan salah seorang muridnya untuk melamar Si Mirah Putri Ayu, putri Ki Ageng Mirah.

Berangkatlah utusan dari Ki Ageng Honggolono menuju Mirah untuk melamar Si Mirah Putri Ayu. Kedatangan utusan dari Ki Ageng Honggolono disambut dengan muka yang ceria oleh Ki Ageng Mirah, meskipun dalam benak hatinya tidak sudi mempunyai calon menantu seorang penjudi sabung ayam. Ki Ageng Mirah berupaya untuk tidak menerima lamaran Putra Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Mirah dengan cara yang halus agar tidak menusuk perasaan keluarga Ki Ageng Honggolono serta tidak menimbulkan pertikaian di kemudian hari, maka lamaran Si Joko Lancur diterima namun dengan syarat atau serahan yang harus dipenuhi oleh keluarga Ki Ageng Honggolono, adapun syarat yang harus dipenuhi antara lain yaitu :

1. Supaya dibuatkan bendungan sungai untuk mengairi sawah-sawah di Mirah
2. Serahan berupa padi satu lumbung yang tidak boleh diantar oleh siapapun, dalam arti lumbung itu dapat berjalan sendirinya.

Itulah siasat Ki Ageng Mirah dalam upaya untuk menggagalkan lamaran Si Joko Lancur. Syarat itu di luar batas kemampuan manusia biasa, maka segera pulanglah utusan Ki Ageng Honggolono. Sekembalinya dari Mirah, utusannya segera melaporkan apa yang disyaratkan oleh Ki Ageng Mirah. Untuk diterimanya lamaran kepada Ki Ageng Honggolono. Ki Ageng Honggolono sebenarnya mengerti semua apa yang dimaksudkan oleh Ki Ageng Mirah, dengan persyaratan yang seperti itu.

Ki Ageng Honggolono dengan muka yang garang dan sambil terkekeh-kekeh setelah mendengar laporan dari utusannya, Ki Ageng Honggolono tetap menyanggupi apa yang dipersyaratkan oleh Ki Ageng Mirah.


Klampis Ireng


Ketika mendengar tempat yang bernama klampis ireng, banyak orang pasti langsung merinding, salah satu tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat Ponorogo ini terletak di Desa Gandu Kepuh, namun orang lebih mengenalnya kalau klampis ireng terletak di Desa Sragi.
         Belum sampai pada tempatnya, namun aura mistis sudah sangat terasa ketika datang untuk memenuhi rasa penasaraan yang begitu tinggi, sebelum masuk pada area klampis ireng ada dua patung semar berwarna hitam sebagai pintu gerbang masuk pada kawasan klampis ireng, kenapa harus patung semar karena menurut cerita bahwa klampis ireng memang merupakan tempat atau kerajaan nya kyai semar.
    
         Klampis ireng tidak salah kalau memang dijdikan atau dikenal sebagai tempat paling wingit dan angker, tempatnya yang ada di tengah-tengah sawah, ditambah ada banyak pohon-pohon besar yang mengelilingi klampis ireng. Kenapa dinamakan klampis ireng karena konon katanya memang dulu disini ada pohon klampis ireng namun sekarang sudah tidak ada atau sudah mati.
    
         Banyak cerita berkembang di masyarakat bahwa klmpis ireng memang sebuah kerajaan alam goib, dimana semua makluk goib apapun bentuk dan rupanya ada disini dengan rajanya yang dikenal dengan sebutan kyai semar.

         Ini merupakan tempat berkumpulnya Kyai Semar dan Punakawan, kalau kita bisa melihatnya maka akan terlihat sebuah kerajaan goib dengan segala kelengkapan nya, diantaranya pasar dan lain sebagainya,”ujar Giyanto juru kunci Klampis ireng.
    
         Lanjutnya, banyak alasan kenapa orang datang ke tempat itu, antara lain minta pangkat, banyak atau dimudahkan rejeki, memilki kecantikan yang lebih untuk menarik lawan jenis, usaha lancar, dan lain sebagainya. “Namun kebanyakan mereka ini karena menginginkan rejeki yang banyak,”imbuhnya.
    
        Masih menurut mbah gundul sapaan akrab Giyanto, semua saja ketika datang ke tempat ini dan menginginkan sesuatu harus melakukan ritual sembari menyediakan 9 jenis barang seperti kemeyan, candu, rokok, kembang telon dan lainnya yang disyaratkan, adapun untuk larangan nya itu sendiri diantaranya tidak boleh memakai baju berwarna hijau pupus karena dianggap menyamai dayangan dan tidak boleh datang pada malam jum’at wage dalam penanggalan jawa.

       “Bilamana larangan tersebut dilanggar oleh mereka yang datang akan berdampak buruk kepada yang melanggarnya, bahkan bisa sampai meninggal.”terangnya.
    
         Ketika melakukan ritual ada yang cuma semalam, ada juga yang sampai berhari-hari, tergantung kebutuhan dan apakah orang tersebut berhasil atau tidak, “untuk tolak ukur keberhasilan apa tidak, orang yang datang dan melakukan ritual tersebut dapat bertemu dengan kyai semar atau tidak,”tuturnya.
      
         Menurut kepercayaan tempat ini (klampis ireng) adalah keraton atau kerajaan alam gaib, jadi ketika ingin berkunjung istilahnya ya harus dengan tata cara atau sopan santun agar dapat diterima oleh penghuni keraton. “Tidak boleh dibuat sembarangan atau dalam bahasa jawa ura uleg dinggo jak-jak’an utowo sembarangan, karena ini keraton bukan tempat biasa,”pintanya.
      
         Karena tempat ini adalah kerajaan jadi kalau mampu untuk melihatnya ada melihat sebuah kerajayaan dengan segala isinya yang serba emas, dan akan bertemu dengan penghuninya kyai semar beserta punakawan nya yang terlihat duduk, “kalau bisa menembus alam gaibnya akan terlihat kerajaan yang serba emas dan bilamana kyai semar berkenan maka dipercaya segala permintaan akan dikabulkan,”jelas Giyanto
         



         Menjadi juru kunci di klampis ireng kurang lebih sudah 10 tahun, tidak ada penunjukan untuk menjadi juru kunci, awalnya dulu sebelum saya yaitu jokoboyo (perangkat desa) Jamal, kemudian saya diminta untuk membantu Pak Jamal untuk membantu para tamu menyediakan keperluan ritual, “Setelah Jamal meninggal, pada akhirnya orang mengenal saya sampai saat ini serta dianggap sebagai juru kunci klampis ireng,”pungkasnya
sumber : http://legendaponorogo.blogspot.co.id/2015/09/misteri-klampis-ireng-ponorogo.html

Makam Batorokatong


Makam pendiri Kota Ponorogo ini sering didatangi mereka yang berharap bisa naik pangkat atau ingin menjadi pejabat. Selain syaratnya harus berjalan dengan melewati tujuh gapura, jika ingin terkabulkan dilarang membawa bunga ziarah bercampur daun pandan wangi.
Sore itu, saat LIBERTY mengunjungi makam Bathara Katong yang berada di Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, terlihat dua orang yang sedang melakukan ziarah. Usai melakukan ritual menaburkan bunga dan membaca doa selama beberapa saat, suami-istri asal Madiun. itu mengaku melakukan ziarah de­ngan tujuan agar anaknya segera bisa mendapatkan pekerjaan.
“Anak saya lulusan perguruan tinggi, tapi hingga dua tahun menganggur, ia belum juga mendapatkan pekerjaan. Ini adalah salah satu bentuk ikhtiar karhi, semoga dengan perantara makam Eyang Bathara katong, anak saya segera mendapatkan pekerjaannya,” ucap mereka sebelum meninggalkan makam Bathara Katong.
Selepas kepergian suami-istri itu, praktis ditempat itu hanya tinggal LI­BERTY dan juru kunci makam, Pak Mu­kim. “Bathara Katong itu salah satu anak Prabu Brawijaya V. Dia termasuk adik Raden Patah, raja Demak, hanya lain ibu. Dan keberadaannya di Pono­rogo adalah untuk menyebarkan agama Islam di wilayah ini,” terang Mukim.
Status sebagai anak seorang raja besar membuat Bathara Katong memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Ponorogo. Karena itu pada hari-hari tertentu, makam ini akan dipenuhi oleh para peziarah. Bahkan tak ha­nya peziarah dari Ponorogo saja yang datang. Banyak juga di antara mereka yang datang dari luar kota. Namun demikian, tujuan mereka tentu tak jauh beda, yaitu berharap berkah dari Bathara Katong.
Mukim juga menjelaskan bahwa selain dikunjungi masyarakat biasa, makam yang dijaga oleh beberapa juru kunci ini termasuk tempat favorit bagi para pejabat. Terutama yang berasal dari wilayah Ponorogo dan sekitarnya. Dan tingkat kunjungan itu semakin tinggi bila menjelang acara pilkada.
“Sebelum menjalankan tugasnya sebagai pejabat di Ponorogo, minta restu pada Kanjeng Bathara Katong sudah menjadi kewajiban bagi para pejabat di sini. Karena bagaimanapun juga, beliau adalah orang yang mbahurekso wilayah ini. Beliaulah bupati pertama Kota Ponorogo,” jelas Mukim.
Semasa hidupnya Bathara Katong juga dikenal sebagai seorang tokoh yang sakti mandraguna. Salah satu kisah yang menggambarkan kesaktiannya adalah pertempurannya dengan Ki Ageng Kutu, seorang demang dari sebuah daerah di Ponorogo yang dikenal sebagai orang paling sakti. Konon, waktu itu Ki Ageng Kutu tidak bisa menerima kehadiran Bathara Katong yang mengemban misi menyebarkan agama Islam. Karena itulah kemudian dia memutuskan untuk beradu kesaktian guna mempertaruhkan wilayah Ponorogo. Pertempuran antara Ki Ageng Kutu dengan Bathoro Katong terjadi hingga berhari-hari, soalnya keduanya sama-sama sakti dan sama-sama kuat. Namun, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah.
Begitu lamanya pertarungan anta­ra kedua tokoh sakti ini salah satu penyebabnya adalah karena Ki Ageng Ku­tu tidak bisa mati selain dengan pusakanya sendiri yaitu tombak Korowelang. Maka dari itulah Bathara Ka­tong kemudian menyusun strategi bagaimana caranya agar bisa mendapatkan senjata pusaka itu. Karena dengan mendapatkannya berarti Ki Ageng Kutu bisa diatasi, dan tentunya misinya un­tuk menyebarkan agama Islam bisa terlaksana tanpa hambatan.
Sebuah siasat akhirnya didapatkan oleh Bathara Katong yaitu dengan meminang putri Ki Ageng Kutu yang bernama Niken Gandini. Dari tangan Niken Gandini inilah konon Tombak Korowelang yang belakangan diakui sebagai senjata pusaka Bathara Katong ini berhasil didapatkan. Dan dengan didapatkannya tombak ini, maka Bathara Katong dengan mudah mengalahkan Ki Ageng Kutu.
Dengan kemenangannya atas Ki Ageng Kutu, berarti sudah tidak ada lagi hambatan bagi Bathara Katong. Hingga kemudian dia memutuskan un­tuk mendirikan Kota Ponorogo yang sebelumnya disebut den­gan nama Wengker.
Bathara Katong pun dinobatkan sebagai adipati pertama Ponorogo pada 1496. Penobatan dilakukan di atas dua buah batu gilang yang diberi ukiran tahun terjadinya peristiwa itu. Batu gi­lang itu kini diletakkan tepat di depan gapura ke lima makam Bathata Katong.
Ya, makam Bathara Katong 
memang agak berbeda dengan makam- makam raja atau para tokoh lainnya. Makam yang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk ini memiliki tujuh gapura pintu masuk yang melambangkan lapisan langit sebagaimana yang dipaparkan dalam kisah Isra’ Mi’raj.
Karenanya, bagi siapa saja yang memang benar-benar berharap berkah dari sang Bathara, maka dia harus rela berjalan menyusuri tiap gapura yang antara satu dengan lainnya berjarak sekitar 200 meter. Jadi tentu butuh sedikit pengorbanan, demi menggantung- kan harapan pada sang tokoh.
Sebagaimana di tempat lain, untuk bisa mewujudkan harapan, ada syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi pa­ra peziarah. Selain berwudhu dengan air dari gentong keramat, ada larangan yang harus ditinggalkan yaitu tidak boleh ada daun pandan dalam campuran bunga yang digunakan untuk ziarah.
“Biasanya kalau kita beli bunga, di dalamnya pasti dicampurkan irisan daun pandan wangi. Nah, kalau mau ke sini, daun pandan itu harus dibuang. Sebab Kanjeng Bathoro Katong tidak suka. Dan bila tidak suka berar­ti apa yang kita harapkan tentu akan sulit terkabul,” terang Mukim. Entah apa yang menyebabkan Ba­thara Katong tidak suka dengan daun pandan. Namun Mukim memberikan sedikit penjelasan bahwa daun pandan adalah salah satu senjaia andalan Ki Ageng Kutu yang sempat membuat Bathara Katong kerepotan dan dipukul mundur. Karena itulah, daun pandan ini harus ditiadakan dari makam ini, agar tidak sampai mempengaruhi kekuatan gaib yang terpancar dari makam ini. Sebab dengan berkurangnya kekuatan itu, maka bukan tidak mungkin keistimewaan makam yang bisa membuat orang naik pangkat akan berkurang.
Mukim juga menjelaskan bahwa bunga yang paling baik untuk diserahkan pada arwah Bathara Katong adalah bunga talon yang terdiri dari mawar, kantil dan kenanga. Kalau misalnya tidak membawa bunga talon, bunga melati saja sudah cukup. Bahkan konon banyak para pengalab ber­kah yang sukses hanya dengan mem­bawa bunga melati. Terutama mereka yang memang memiliki niat suci sesuci bunga melati. 

Sirah keteng


Ponorogo sebenarnya banyak wisata mistisnya, akan tetapi banyak orang yang belum tahu beberapa wisata di Ponorogo diantaranya beji (mbeji). Beji adalah sebuah kedungan/kolam dimana pinggirnya dibangun dengan plengsengan contohnya saja di kecamatan Sambit kabupaten Ponorogo terdapat beberapa beji di antaranya beji Sirah Keteng dimana terletak di desa Bedingin, Beji Sumber Gondang di desa Maguan, Sumber Beji juga di desa Maguan, dan beji Cangkring ada di desa Nglewan Sambit Ponorogo.














Dimana semua itu mengandung prasejarah:



Beji Sirah Keteng, merupakan suatu kolam yang seluas kurang lebih 1 hektare. didekat kolam juga terdapat sebuah arca manusia raksasa. penduduk setempat menamakan arca “Ratu Boko“. Konon, Kolam Beji Sirah Keteng merupakan tempat pemandian Ki Ageng Kutu atau Ki Ageng Suryo Ngalam, dan menurut warga setempat, arca tersebut merupakan penggambaran kepalaPrabu Ratu Boko, raja raksasa yang suka memakan daging manusia, yang tewas di tempat tersebut oleh seorang sakti mandraguna bernama Ki Ajar Prono. Konon beji tersebut ada sebuah urung jalan air dimana itu tembusan dari segoro kidul, memang itu dibuktikan dengan membuang merang dari sebuah aliran sungai dari laut selatan dan ternyata tembus sampai beji. Wallohu ‘alam

Sumber :  http://ponorogoreogmyhometown.blogspot.co.id/2015/10/wisata-beji-sirah-keteng.html


Ngembag Water park


2 Km menuju ke arah Pulung Jl. Yos Sudarso  dari arah alun - alun ponorogo terdapat wahana bermain dan hiburan anak dan keluarga.
Taman wisata ini terletak di kecamatan Siman. Sebelumnya, taman wisata Ngembag dikenal sebagai mata air yang tak terawat.  oleh Pemkab Ponorogo telah di kembangkan sebagai taman kota yang dilengkapi dengan kolam renang anak dan juga beberapa permainan anak-anak.isata alam Ngembak merupakan satu di antara wisata alam buatan yang berada di Kabupaten Ponorogo. Wisata ini mulai dibangun 2002 silam oleh pemerintah setempat dengan memanfaatkan sumber air tanah di sekitarnya yang berlumpur.
Berawal dari hal itulah, kini mulai ditata pemerintah daerah untuk kawasan wisata. Di dalamnya, ada sejumlah fasilitas permainan anak. Tentu saja, objek wisata ini menonjolkan hutan dengan pepohonan yang rindang sehingga mampu menyuguhkan suasana asri dan udara segar.
Tahun 2004, pemerintah setempat mulai mengembangkannya dengan menambah fasilitas panggung hiburan dan kolam renang. Namun, kini kondisi objek wisata alam itu cukup memprihatinkan. Jumlah pengunjungnya terus merosot drastis selain fasilitas penunjangnya yang memang kurang terawat.
“Pada hari-hari biasa, para pengunjung wisata ini bahkan sama sekali tak ada,” aku Sukimin, pegawai dinas pariwisata pengelola taman wisata Ngembag, saat ditemui Madiun Pos di loket setempat, Kamis (30/04/2015).
Menurut Sukimin, satu-satunya pengunjung yang bisa diharapkan ialah ketika datang musim liburan sekolah. Dalam sehari, jumlah pengunjung saat liburan bisa menembus 200 orang. Meski demikian, jumlah tersebut tetap saja belum begitu signifikan.
Menurut Sukimin, wisata Ngembak akan kian menarik jika ada fasilitas pendidikan untuk pengenalan lingkungan seperti satwa, arena outbound, dan fasilitas olah raga kolam renang. Selain itu, sambungnya, agar tidak monoton, pengelola wisata semestinya sering menggelar pentas acara empat kali dalam setahun. Pentas hiburan bisa diisi dengan acara musik, pentas budaya reog dan juga barongasai.
“Pihak pengelola kini juga menyiapkan tempat perkemahan untuk kegiatan anak sekolah,” tambahnya.
Selama ini, kata Sukimin, banyak wisatawan Ngembak yang mengeluhkan minimnya fasilitas serta keringnya kreativitas dari pengelola wisata.

Sumber : http://www.madiunpos.com/2015/05/02/wisata-ponorogo-inilah-kondisi-wisata-ngembag-ponorogo-600236

brilliant Water park

Brilliant water park terletak di  Jl. Gambiran No.99, Pulung, Kec. Ponorogo, wahana ini mempunyai
2 kolam renang anak dan telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti seluncuran. Disamping itu, terdapat kolam renang dewasa, sarana outbond, mushola, kamar mandi, dan sebagainya. Selain Waterpark, obyek wisata di Ponorogo ini juga didukung oleh sebuah restoran bernuansa alam pedesaan dan terletak diatas danau buatan. Restoran dengan kapasitas sekitar 100 ini, akan membuat suasana makan bersama keluarga, temat, ataupun rekan kerja menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.Harga tiket masuk brilliant Waterpark adalah sebesar Rp.5.000/orang pada hari Senin s.d Jumat. Sedangkan hari Sabtu, Minggu, serta hari Libur Nasional seharga Rp.10.000/orang dewasa, dan Rp.8.000/anak.

Sumber : https://id.foursquare.com/v/brilliant-water-park/52d20841498e52d91efe78b2

Gita water park


Gita waterpark terletak di Dusun Krajan Kec. Pulung, Kab Ponorogo. Wahana wisata ini mempunyai kolam bertingkat. Kolam yang paling atas adalah khusus ditujukan untuk anak-anak dan yang di bawah kolam untuk orang dewasa. Fasilitas seluncuran telah disediakan pada kolam anak yang pastinya membuat mereka begitu menikmaati dan gembira.
          Obyek wisata ini menggunakan tema alam dan keindahan panorama pegunungan yang akan membuat setiap wisatawan merasa nyaman dan santai.

 GiTA Waterpark atau disebut juga dengan “Gambiran Tirta Asri” tertetak di Dusun Krajan Desa Pulung Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.
GiTA Waterpark didesign khusus sebagai Taman Rekreasi Air dengan konsep nuansa alam pedesaan dan pegunungan yang eksotis. Berbagai aktivitas dan atraksi Air yang menarik, unik, mengasyikkan dan penuh dengan petualangan bagi anak-anak, remaja, sampai dewasa dapat Anda rasakan disini!!
Selain menyajikan suasana alam yang Asri, Teduh dan Nyaman, GiTA Waterpark juga menyediakan berbagai permainan air yang seru yang bisa dinikmati anak-anak, remaja dan orang tua sekalipun dan juga arena permainan Outbond fasilitas-fasilitas yang menarik lainnya…..